Kesadaran tentang pentingnya sebuah platform kontainer untuk keberlangsungan perkembangan software dan teknologi membuat banyak platform sejenis bermunculan. Salah satunya Docker Engine yang paling banyak digunakan di seluruh dunia hingga saat ini. Terlalu besarnya nama Docker membuat platform lainnya tertutupi, sehingga tidak mengejutkan jika melihat kebanyakan organisasi dan individu menggunakan Docker untuk masalah pindah dan mengumpulkan data.
Akan tetapi, masa depan Docker yang tidak pasti dan ditambah dengan perubahan strategi teknologi membuat kita harus mempertimbangkan alternatif dari Docker Engine. Belum lagi jika bicara mengenai keamanan kontainer dan anggaran yang jika ditelaah lagi akan menuntun kita ke fakta bahwa ada banyak alternatif lain yang mungkin memiliki kegunaan dan manfaat yang tidak kalah bagus dengan platform tersebut.
4 Alternatif Docker Engine
Faktanya, akhir-akhir ini, banyak pencarian mengenai “Docker Engine failed to start” di search engine Indonesia. Walaupun begitu, Docker dikatakan tetap akan relevan untuk sebagian besar proyek yang berkaitan dengan kontainer, aplikasi, juga pengembangan saat ini. Hal yang mungkin akan menjadi kekhawatiran adalah perubahan di masa mendatang jika mengingat lisensi Docker Desktop telah berubah. Jika kamu mempunyai kekhawatiran mengenai hal tersebut, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan 5 alternatif Docker Engine di bawah ini.
1. BuildKit
Alternatif pertama yang dapat kamu pertimbangkan adalah platform pembuat gambar dari Proyek Moby. Meskipun BuildKit termasuk sebagai bagian dari Docker Build untuk Docker versi 18.09 dan versi lebih barunya, platform kontainer ini dapat dijadikan sebagai sebuah alat mandiri. Untuk meningkatkan kinerja yang lebih cepat, BuildKit memanfaatkan pemrosesan pembangunan paralel. Hal ini sedikit berbeda dengan Docker yang sama-sama menggunakan Daemon untuk bisa dijalankan. BuildKit mendukung proses pengumpulan file dengan melewati tahapan yang tidak digunakan, memfasilitasi build inkremental, hingga build tanpa akar. Selain itu, kamu tidak perlu secara terus-menerus membangun kembali setiap lapisan yang diperlukan. Selain itu, demi meningkatkan ekstensibilitas, BuildKit menawarkan arsitektur plugging yang telah ditingkatkan.
2. Buildah
Memilih Buildah sebagai alternatif Docker Engine adalah pilihan yang tepat jika kamu ingin membuat daemon container yang dapat berdiri sendiri atau membuat image container OCI tanpa perlu menginstal runtime. Kamu dapat membuat gambar dengan atau tanpa Dockerfiles tanpa perlu hak akses dari root karena sistem perintahnya yang mereplikasi perintah di Dockerfile.
Tujuan dari Buildah yaitu untuk menghadirkan sebuah coreutils interface tingkat rendah dalam pembuatan gambar. Kamu juga dapat mengintegrasikan berbagai scripting bahasa ke dalam proses build-mu ke depan dengan tidak memerlukan Dockerfiles.
3. LXD
LXD adalah sebuah platform container yang mengelola wadah sistem dan mesin virtual pada sistem operasi open source paling terkenal, Linux. LXD sendiri adalah kepanjangan dari Linux Daemon. Ini merupakan platform container yang berbasis gambar, sangat scalable, aman, dan cepat tentunya.
LXD akan sangat cocok digunakan untuk mengelola beban kerja yang lebih kompleks melalui kontainer, VM, atau keduanya dalam satu set mesin. Sederhananya, LXD berperan sebagai REST API yang terhubung ke pustaka LXC atau dikenal juga dengan Linux Containers. Walaupun terdengar mirip, LXD memiliki beberapa keunggulan kuat jika dibandingkan dengan LXC. Salah satunya adalah akses langsung perangkat keras yang dapat meningkatkan efisiensi.
4. Vagrant
Rekomendasi alternatif Docker Engine yang akan dibahas di urutan kelima adalah Vagrant. Platform alternatif karya HashiCorp ini memungkinkan kamu untuk mereplikasi beberapa lingkungan virtual terkondisi di berbagai mesin virtual dan sistem operasi. Ini akan membantu kamu dalam menyiapkan lingkungan virtual yang dapat direplikasi berkali-kali di sistem operasi, jaringan, hingga VM yang berbeda.
Vagrant akan sangat cocok untuk kamu yang ingin membuat sebuah lingkungan virtual yang pas untuk mengembangkan, menerapkan, hingga mengatur aplikasi. Hal tersebut mungkin untuk dilakukan karena fasilitas interoperabilitas yang diberikan HashiCorp di Vagrant ini. Tidak hanya itu saja, kamu juga dapat membuat dan berbagi citra dari VM di berbagai platform lainnya.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai 4 alternatif Docker Engine yang dapat dipilih untuk memaksimalkan Container Management kamu. Tidak melulu harus Docker Engine, kamu bisa menggunakan Vagrant, LXD, Buildah dan BuildKit. Kamu juga bisa menggunakannya sebagai tambahan saja agar pekerjaan menjadi lebih efisien.